BENARKAH CHIKUNGUNYA......?

Written by Puskesmas Kemiri 1 komentar Posted in:














































CHIKUNGUNYA..........

Beberapa minggu sebelum kasus SARS merebak, masyarakat Indonesia direpotkan dengan kasus chikungunya. Virus penyebabnya tergolong dalam Famili Togaviridae, yang belum diketahui pola masuknya ke Indonesia.
Sekitar 200-300 tahun lalu virus chikungunya (CHIK) merupakan virus pada hewan primata di tengah hutan atau savana di Afrika. Satwa primata yang dinilai sebagai pelestari virus adalah bangsa baboon (Papio sp), Cercopithecus sp. Siklus di hutan (sylvatic cycle) di antara satwa primata dilakukan oleh nyamuk Aedes sp (Ae africanus, Aeluteocephalus, Ae opok, Ae. furciper, Ae taylori, Ae cordelierri). Pembuktian ilmiah yang meliputi isolasi dan identifikasi virus baru berhasil dilakukan ketika terjadi wabah di Tanzania 1952-1953. Baik virus maupun penyakitnya kemudian diberi nama sesuai bahasa setempat (Swahili), berdasarkan gejala pada penderita. Maka hadirlah chikungunya yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up). Setelah beberapa lama, perangai virus chikungunya yang semula bersiklus dari satwa primata-nyamuk-satwa primata, dapat pula bersiklus manusia-nyamuk-manusia. Tidak semua virus asal hewan dapat berubah siklusnya seperti itu. Di daerah permukiman (urban cycle), siklus virus chikungunya dibantu oleh nyamuk Ae aegypti. Beberapa negara di Afrika yang dilaporkan telah terserang virus chikungunya adalah Zimbabwe, Kongo, Burundi, Angola, Gabon, Guinea Bissau, Kenya, Uganda, Nigeria, Senegal, Central Afrika, dan Bostwana. Sesudah Afrika, virus chikungunya dilaporkan di Bangkok (1958), Kamboja, Vietnam, India dan Sri Lanka (1964), Filipina dan Indonesia (1973). Chikungunya pernah dilaporkan menyerang tiga korp sukarelawan perdamaian Amerika (US Peace Corp Volunteers) yang bertugas di Filipina, 1968. Tidak diketahui pasti bagaimana virus tersebut menyebar antarnegara. Mengingat penyebaran virus antarnegara relatif pelan, kemungkinan penyebaran ini terjadi seiring dengan perpindahan nyamuk.
Hasil penelitian terhadap epidemiologi penyakit chikungunya di Bangkok (Thailand) dan Vellore, Madras (India) menunjukkan bahwa terjadi gelombang epidemi dalam interval 30 tahun. Satu gelombang epidemi umumnya berlangsung beberapa bulan, kemudian menurun dan bersifat ringan sehingga sering tidak termonitor. Gelombang epidemi berkaitan dengan populasi vektor (nyamuk penular) dan status kekebalan penduduk. Pengujian darah (serologik) penyakit chikungunya sering tidak mudah karena serum chikungunya mempunyai reaksi silang dengan virus lain dalam satu famili. Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA.
( Sumber : Situs Resmi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso )

Bercak-bercak kemerahan muncul beberapa hari setelah gejala muncul (biasanya 2-3 hari setelah gejala atau saat demam turun). Bercak tersebar di bagian tubuh manapun, tetapi terutama di badan dan kaki dan bentuknya dapat bermacam-macam dan bercak dapat juga bersisik. Walaupun terdapat bercak kemerahan, jarang terjadi mimisan atau manifestasi perdarahan lainnya seperti pada demam berdarah. Gejala Chikungunya lebih hebat pada dewasa, sedangkan pada demam berdarah lebih hebat pada anak. Tapi chikungunya jarang menimbulkan kematian dan bila tejadipun biasanya pada orang tua.
Pada pemeriksaan laboratorium, chikungunya hanya menunjukkan sedikit penurunan jumlah trombosit dibanding demam berdarah yang penurunan trombosit dapat hingga
kurang dari 50.000sel/µL. Untuk pemeriksaan pasti, dapat digunakan pemeriksaan IgM and IgG anti-chikungunya antibodies, hanya saja hasil baru bisa didapat minimal 3-5 minggu setelah gejala muncul atau isolasi virus dalam darah yang didapat dalam beberapa hari setelah gejala muncul.
(tanyadokteranda.com)


Chikungunya dapat di diagnosis dengan pemeriksaan darah ELISA. Karena gejala klinis chikungunya sangat mirip dengan demam dengue maka pemeriksaan laboratorium sangat penting, terutama pada daerah yang mempunyai demam dengue. (Widiantopanca.blogdetik.com)

Label : automotive Hotels pimmy ride Phone Cell Property wallpapers Anti Vir car body design

1 komentar:

  1. Jelly Gamat Semarang

    Terima kasih infonya, sangat menambah pengetahuan tentang penyakit ini, salam sehat dan salam sukses

    23 Februari 2016 pukul 14.55

Posting Komentar